Kanaljateng.com -- Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 sebesar 5,3 hingga 5,9 persen.
Sri Mulyani Indrawati mengatakan proyeksi pertumbuhan ekonomi tersebut berdasarkan pertimbangan dinamika perekonomian, tantangan, dan agenda pembangunan nasional.
“Suatu keniscayaan jika suatu perekonomian akan menghadapi siklus ekonomi (business cycle), episode makmur (boom) dan episode paceklik (resesi). Oleh karena itu, sangat krusial untuk menyiapkan bantalan kebijakan (policy buffer) untuk menghadapi situasi sulit (masa resesi),” kata Sri Mulyani Indrawati dikutip dari Kemenkeu.go.id, Jumat, 3 Juni 2022.
Baca Juga: Besok, Jemaah Haji Indonesia Kloter Pertama Berangkat ke Mekah dari Bandara Soekarno-Hatta
Selain itu, kata Sri Mulyani, Pemerintah memperkirakan pada 2023, inflasi 2,0 hingga 4,0 persen; nilai tukar Rupiah Rp14.300 hingga Rp14.800 per USD; tingkat suku bunga SBN 10 Tahun 7,34 persen hingga 9,16 persen; harga minyak mentah Indonesia USD80 hingga USD100 per barel; lifting minyak bumi 619 ribu hingga 680 ribu barel per hari; dan lifting gas 1,02 juta hingga 1,11 juta barel setara minyak per hari.
Sri Mulyani menyatakan demikian dalam pidato paparan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) Tahun 2023 di Sidang Paripurna DPR, 20 Mei 2022.
Di depan DPR, Sri Mulyani menggarisbawahi pentingnya memperkuat kembali kesehatan APBN melalui konsolidasi fiskal.
Baca Juga: Jemaah Indonesia Bersiap Berangkat Haji, Kloter Pertama sudah Masuk Asrama Pondok Gede
Tujuannya agar APBN mampu berperan optimal sebagai instrumen shock absorber saat terjadi gejolak pada masa mendatang.
Menurut Sri Mulyani, keberlanjutan proses penguatan pemulihan ekonomi nasional perlu terus dijaga.
Dia menilai Indonesia perlu memperkuat fondasi ekonomi dan mengakselerasi tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif agar dapat keluar dari jebakan kelas menengah atau middle income trap.
Baca Juga: Pakar UNNES Nilai Ketergantungan Petani terhadap Pupuk Subsidi Sulit Diubah dalam Waktu Singkat
Sri Mulyani berujar ada dua strategi yang akan ditempuh Pemerintah.
Pertama, memfokuskan anggaran untuk penguatan kualitas SDM, akselerasi pembangunan infrastruktur, reformasi birokrasi dan regulasi, serta revitalisasi industri dan mendorong pembangunan ekonomi hijau.
“Kedua, meningkatkan efektivitas transformasi ekonomi didukung dengan reformasi fiskal yang holistik melalui mobilisasi pendapatan untuk pelebaran ruang fiskal, konsistensi penguatan spending better untuk efisiensi dan efektivitas belanja, serta terus mendorong pengembangan pembiayaan yang kreatif dan inovatif,” tegas Sri Mulyani.***
Artikel Terkait
Sri Mulyani Kuras APBN Rp34,3 triliun demi THR ASN hingga Pensiunan
Harga Minyak Mentah Meroket, Sri Mulyani: Kalau BBM dan Listrik Tidak Naik, Subsidi Naik
Sri Mulyani Ungkap Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I 2022, Maluku dan Papua Tembus 10,75 Persen!
Sri Mulyani Bongkar Empat Tantangan Utama Ekonomi Nasional, Pandemi Covid-19 Tersingkir dari Daftar
Sri Mulyani Waspadai Ancaman Kenaikan Ekstrem Harga Komoditas Global terhadap Ekonomi Nasional